Home Schooling, Sebuah Alternatif Pendidikan


Home Schooling, Sebuah Alternatif Pendidikan

Ilustrasi (sepocikopi)

Seiring berkembangnya jaman dan teknologi, kita harus merubah pola pikir kita yang beranggapan bahwa belajar itu di dalam kelas atau di depan meja belajar. Pola pikir tersebut tidak salah, namun kurang tepat untuk zaman sekarang. Seperti yang kita tahu, kita telah masuk ke dalam sebuah era digital yang semuanya dituntut serba praktis dan cepat.

Pola belajar dengan duduk di kelas dan mendengarkan guru menjelaskan dianggap tak lagi mumpuni untuk mengejar ketertinggalan kita diberbagai bidang. Maka, muncullah berbagai macam pola dan cara ajar baru
Home schooling adalah salah satunya. Dulu, metode ini digunakan untuk mereka yang tak bisa pergi ke sekolah umum dengan berbagai alasan. Sejak lahir telah menjadi selebriti, tak punya waktu luang, hingga menganggap kurikulum sekolah umum kurang memadai.

Metode ini menawarkan keluwesan dalam mengajari si kecil mengenai berbagai macam hal dengan aplikatif. Kita bisa mengajarkan si kecil menghitung dengan mengajaknya memasak atau bermain kelereng. Dua hingga tiga konsep pembelajaran bisa didapat dalam sebuah kegiatan.

Selain itu, kita bisa mengawasi secara langsung bagaimana perkembangan si kecil secara langsung. Sehingga, minat dan bakat si kecil bisa dilatih sedari dini. Hal-hal tersebut adalah sebagian dari keuntungan home schooling.

Namun, walau sudah cukup lama berkembang di Indonesia. Tetap saja ada kelemahan dari metode ini. Bila di sekolah umum seorang anak akan belajar berinteraksi dengan sebayanya, bisa jadi, seorang si kecil yang belajar di rumah tidak akan mempelajari hal itu. Hal lain yang agak menghambat adalah perbedaan kurikulum yang diujikan saat si kecil akan mengambil ujian kesetaraan A, B, dan C.

0 komentar: