Harga DiriApakah harga diri atau self esteem itu? Pendapat
ini menerangkan bahwa harga diri merupakan penilaian individu terhadap
kehormatan dirinya, yang diekspresikan melalui sikap terhadap dirinya. Sementara
itu, Buss (1973) memberikan pengertian harga diri sebagai penilaian individu
terhadap dirinya sendiri, yang sifatnya implisit dan tidak diverbalisasikan. Merujuk
pada kedua pendapat tersebut, maka harga diri
dapat diartikan sebagai penilaian individu terhadap kehormatan diri,
melalui sikap terhadap dirinya sendiri yang sifatnya implisit dan tidak
diverbalisasikan.
Selanjutnya, Buss (1973) mengemukakan dua macam penilaian
diri (self judgement) yaitu : (1) temporary dan (2) enduring. Penilaian diri
temporary menunjuk pada perilaku khusus dan situasi tertentu. Hal ini dibatasi
oleh ruang dan waktu. Sedangkan penilaian diri enduring lebih berpusat dan
berkaitan dengan self yang mencakup hasil dari berbagai pengalaman hidup yang
mendasar, seperti: afeksi dari orang lain dan prestasi yang dicapai.
Pada bagian lain Buss (1973) mengemukakan model harga diri
yang terdiri dari core dan peripheral. Sedangkan peripheral bersifat stable dan
terbentuk oleh prestasi yang dicapai dan afeksi dari orang lain, yang merupakan
kelanjutan dari afeksi dari orang tua,
bisa berasal dari teman atau cinta kasih dari lawan jenis.
harga diri
Harga diri individu mempunyai pengaruh yang kuat terhadap
perilaku yang ditampilkannya. Kepadanya bergantung kekuatan pribadi, tindakan
dan integritas diri.
Rosenberg (Gilmore, 1974) mengemukakan karakteristik
individu yang memiliki harga diri mantap yaitu memiliki kehormatan dan
menghargai diri sendiri seperti adanya. Sebaliknya, individu yang memiliki
harga diri rendah cenderung memiliki sikap penolakan diri, kurang puas terhadap
diri sendiri, dan merasa rendah diri.
Harga diri merupakan salah satu kebutuhan penting manusia. Maslow
dalam teori hierarki kebutuhannya menempatkan kebutuhan individu akan harga
diri sebagai kebutuhan pada level puncak, sebelum kebutuhan aktualisasi diri. Balnadi
Sutadipura (1983) menyebutkan bahwa kebutuhan harga diri merupakan kebutuhan
seseorang untuk merasakan bahwa dirinya seorang yang patut dihargai dan
dihormati sebagai manusia yang baik. Hal senada dikemukakan Abdul Aziz Ahayadi
(1985) bahwa kebutuhan harga diri
sebagai kebutuhan seseorang untuk dihargai, diperhatikan dan merasa sukses. Namun
apabila kebutuhan harga diri mereka dapat terpenuhi secara memadai, kemungkinan
mereka akan memperoleh sukses dalam menampilkan perilaku sosialnya, tampil
dengan kayakinan diri (self-confidence) dan merasa memiliki nilai dalam
lingkungan sosialnya (Jordan et. al. 1979)
Refleksi untuk saya dan Anda:
Orang tua dan guru memiliki tanggung jawab besar untuk dapat
memenuhi kebutuhan harga diri anak (siswanya), melalui pemberian kasih
sayang yang tulus sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara wajar dan sehat, yang didalamnya
terkandung perasaan harga diri yang
stabil dan mantap.
0 komentar: